Thursday, August 13, 2009

News from Istanbul Meeting

  • July 9, 2009

    New sins, new virtues

    As the world heats up and economic dislocation ravages the poor, religious leaders offer up their diagnoses and prescriptions The Economist

    GLOBALISATION, technology and growth are in themselves neither positive or negative; they are whatever humanity makes of them. Summed up like that, the central message of a keenly awaited papal pronouncement on the social and economic woes of the world may sound like a statement of the obvious.

    But despite some lapses into trendy jargon, Caritas in Veritate (Charity in Truth), a 144-page encyclical issued by Pope Benedict XVI on July 7th, is certainly not a banal or trivial document. It will delight some people, enrage others and occupy a prominent place among religious leaders’ competing attempts to explain and address the problems of an overheated, overcrowded planet.

    For full story, visit:
    http://www.economist.com/world/international/displaystory.cfm?story_id=14002725
  • July 31, 2009

    Eco-Islam
    Living on Earth
    Distributed by Public Radio International Green is the color of the conservation movement, and the traditional color of Islam. At a recent conference in Istanbul, Islamic scholars from all over the Muslim world gathered under an especially green banner to talk about climate change. Mahmoud Akef (MAHMOOD AKEEF) organized the conference, and talks with Jeff Young about the seven year Muslim Action Plan on global warming, which sets out to green the Hajj, boost awareness, and create an eco-Islamic label for products.To listen to this interview or read the full transcript, visit:http://www.loe.org/shows/segments.htm?programID=09-P13-00031&segmentID=6

Thursday, August 6, 2009

11 Pondok Pemenang Eco Pesantren 2009

21 Jul 2009 14:37 WIB

Sebelas (11) Pondok Pesantren berhasil ditetapkan sebagai pemenang Lomba proposal dari 43 Pondok Pesantren yang Proposalnya masuk ke panitia selama periode bulan Januari-Juni 2009. Penyelenggaraan Lomba Proposal Penyediaan Sarana Fisik Pendukung Eco-Pesantren sebagai salah satu bentuk aplikasi Program Eco-Pesantren, bertujuan antara lain untuk memotivasi dan mendorong terwujudnya upaya penyediaan sarana fisik dan kegiatan ramah lingkungan secara swadaya dan mandiri oleh Pondok Pesantren sebagai salah satu ciri bahwa Pondok Pesantren tersebut telah berwawasan lingkungan.

“Pengembangan sarana fisik dan kegiatan ramah lingkungan yang dipelopori oleh Pondok Pesantren diharapkan dapat dijadikan percontohan bagi komunitas Pondok Pesantren dan masyarakat sekitarnya”. Demikian antara lain disampaikan oleh Ir. Bambang Widyantoro, Asisten Deputi Urusan Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat pada acara Rapat Tim Teknis Penilaian dan Penetapan nominasi Pemenang Lomba Proposal Tahap I yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2009 yang lalu. Selanjutnya >>>>

Berita Terkait :

Deklarasi Muslim Seven Year Action Plan to Deal with Global Climate Change

Tanggal 6-7 Juli lalu, di Istanbul, Turki, telah diadakan Konferensi Islam dan Lingkungan dan dilengkapi response negara negara muslim dengan deklarasi rencana aksi Muslim untuk Perubahan Iklim Global selama tujuh tahun (Muslim Seven Year Action Plan (M7YAP) to Deal with Global Climate Change).

Penulis bersama Alamah Dr Yusuf Qardhawi

Mereka yang hadir dalam konferensi ini, adalah dari berbagai kalangan termasuk para akademisi, aktifis lingkungan, ahli syariah Islam, perwakilan pemerintah, LSM, media muslim, dari negara-negara muslim, seperti Kuwait, Uni Emirat, Qatar, Bahrain, Saudi Arabia, Maroko, Malaysia, Algeria, Tunisia, India, Indonesia, Mesir, Senegal, Turki, serta jaringan pimpinan muslim Eropa dan Amerika dan juga ulama terkemuka dan mufti seperti Dr Ali Juma’a, Mufti Agung Mesir, Dr Ekrema Sabri, Mufti Palestina, Dr Salman Alouda (ulama Saudi Arabia) Ali Mohamad Hussein Fadlallah, (ulama syiah Lebanon), termasuk juga faqih terkemuka Dr Yusuf Qardhawi yang menyampaikan makalahnya tentang Islam dan penataan lingkungan.