Friday, November 29, 2013

Melalui Pesan Agama, Penyadaran Konservasi Air dan Lingkungan Lebih Efektif

Hasil penelitian yang berhasil diterbitkan di Jurnal Oryx di Inggris pada pertengahan November ini menunjukkan bahwa perhatian yang lebih besar harus diberikan untuk meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara Islam dan konservasi.

Jakarta (UNAS) - Pelestarian alam dan lingkungan di wilayah Indonesia, kini masih terus menjadi perhatian para peneliti, baik peneliti Indonesia maupun peneliti asing dari berbagai negara. Kali ini tim peneliti yang terdiri dari Fauna dan Flora International (FFI), Conservation International (CI) dan Durrel Institute of Conservation and Ecology (DICE), University of Kent dan Islamic Foundation for Ecology and Environmental Science (IFEES) melakukan penelitian dan uji coba terkait tingkat kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan melalui pemahaman agama di Sumatera Barat.

Melalui hasi uji tersebut terlihat bahwa pemahaman tentang keagamaan dan juga lingkungan masyarakat di Sumatera Barat lebih meningkat, dengan cara memberikan dakwah lingkungan tentang hal yang terkait pada agama dan upaya-upaya muslim dalam melestarikan lingkungannya. "Pada dasarnya masyarakat mempunyai pemahaman yang cukup memadai tentang konservasi, namun akan lebih kuat dan meyakinkan apabila pengetahuan mereka terhubung dengan keyakinan agama." ujar Dosen Fakultas Biologi UNAS yang menjadi salah satu peneliti dalam publikasi internasional tersebut, Dr. Fachruddin Mangunjaya, Minggu (24/11).

Lebih lanjut, Fachruddin mengungkapkan bahwa hasil penelitian yang berhasil diterbitkan di Jurnal Oryx di Inggris pada pertengahan November ini menunjukkan bahwa perhatian yang lebih besar harus diberikan untuk meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara Islam dan konservasi, bukan pada prinsip-prinsip konservasi saja. Dalam survey tersebut, peneliti mengembangkan khotbah bertema konservasi air yang disampaikan oleh pemimpin agama di 10 masjid dan sembilan Pesantren Ramadhan selama bulan suci Ramadhan tahun 2011.

Tidak hanya itu, penelitian yang berjudul "Practise what you preach: a faith-based approach to conservation in Indonesia" ini juga memberikan indikasi akan pentingnya melibatkan kaum perempuan agar dapat berpartisipasi dalam proyek berbasis agama. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar perempuan dapat dilibatkan untuk berkontribusi kegiatan konservasi. "Responden perempuan menunjukkan pemahaman yang lebih tinggi tentang ajaran Islam tentang jasa lingkungan dan layanan yang diberikan oleh hutan dan sungai yang bersih. Selain itu, proyek-proyek masa depan harus berusaha untuk melibatkan kelompok stakeholder yang terpinggirkan ini, serta memberikan cara-cara praktis untuk pria dan wanita untuk mengubah kata-kata menjadi tindakan," jelas Fachruddin.

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa ajaran berbasis agama terhadap lingkungan telah diidentifikasi sebagai bentuk berpotensi efektif dalam menjangkau aksi konservasi, namun sebagian besar masih belum teruji. Indonesia memiliki 10 % hutan hujan tropis dunia dan merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar. Oleh sebab itu pendekatan berbasis agama untuk konservasi dapat membawa manfaat yang signifikan.

Links


Practise what you preach: a faith-based approach to conservation in Indonesia
Jeanne E. McKay,Fachruddin M. Mangunjaya,Yoan Dinata,Stuart R. Harrop and Fazlun Khalid
Oryx, http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?aid=9067642

Sunday, November 24, 2013

Menjadikan Haji Indonesia Ramah Lingkungan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Upaya mitigasi atau pengurangan atas dampak perubahan iklim harus melibatkan semua sektor sebagai suatu gerakan yang kompak agar hasil yang dicapai dapat terwujud. Kalangan umat beragama pun dapat berkontribusi untuk menyumbangkan langkah nyata untuk bersama-sama berjuang memperlambat laju pemanasan global dan perubahan iklim, salah satu caranya dengan menjadikan haji ramah lingkungan.

"Dengan menjadikan haji ramah lingkungan, jamaah haji Indonesia dapat menjadi model yang mengharumkan bangsa," papar Wakil Rektor Universitas Nasional Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Dr Ernawati Sinaga.

Bekerjasama dengan Green Teacher Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional menggelar seminar sehari dan bedah buku Panduan Haji Ramah Lingkungan. Dalam seminar tersebut, dikupas berbagai informasi bagaimana jamaah haji dapat berperan dalam upaya mitigasi dengan memberikan buku panduan singkat tentang ajaran Islam mengenai konservasi lingkungan hidup bagi umat Islam yang akan melaksanakan haji ataupun umrah.

Ernawati mengharapkan, buku Haji Ramah Lingkungan yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh LPPM Unas bekerjasama dengan Alliance of Religion and Conservation (ARC),dan UK Faith Regent menjadi pedoman para jamaah haji baik sebelum, saat berasa di Tanah Suci maupun setelah kemballi ke Tanah Air. Prof Ernawati bersyukur, kegiatan yang dilaksanakan di Aula Bir Ali Asrama Haji Pangkalan Mashur Medan awal September lalu melibatkan jamaah haji, penyelenggara haji dan umrah, petugas haji, pemuka agama, pengelola pondok pesantren serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana menjadi haji ramah lingkungan, juga menjadi sebuah praktik yang dapat menginspirasi jamaah lainnya dengan cara memperlihatkan aksi positif terhadap memelihara lingkungan hidup dimanapun berada. Tak hanya di Medan, sosialisasi Haji Ramah Lingkungan juga dilakukan di Binjai, Bandung, Banjarmasin hingga Pondok Gede Jakarta dengan jumlah peserta mencapai 5500 orang.

Ketua Green Teacher Indonesia (GTI) Dr Azizah Hanim Nasution mengatakan, langkah ini merupakan sebuah awal yang baik untuk jamaah calon haji khususnya di Binjai dan Sumatera Utara yang harus didukung pada tahun berikutnya serta butuh keterlibatan seluruh BPIH. "Haji yang ramah lingkungan harus menjadi row model dari Sumatera Utara. Jamaah haji yang akan datang akan menjadi haji yang ramah lingkungan, haji yang dapat meningkatkan iman dan ihsan serta menjadi haji mabrur dengan cara membuat kebaikan sebanyak-banyaknya," imbuh Azizah.

Redaktur : Damanhuri Zuhri