Menghadiri konferensi greening the hajj di Kompleks Tabung Haji, Putra Jaya, Kuala Lumpur.
Ini merupakan konferensi pertama tentang upaya-upaya melibatkan jamaah haji yang juga perlu sadar lingkungan. Ada 230 ribu jamaah haji Indonesia yang diberangkatkan setiap tahun ke tanah suci Makkah, jumlah ini adalah meliputi hampir 10 persen jumlah jamaah haji dunia. Tentunya upaya menjaga kesucian al Haramain yang dicintai oleh 1.6 miliar umat Islam di dunia perlu dilakukan. Selain itu, planet bumi, tempat semua makhluk melakukan ibadah tentunya tidak boleh mengalami degradasi terus menerus, apalagi kebangkrutan.
Maka, sebagai rukun Islam yang ke lima. Haji merupakan puncak pe
nting, mengingatkan manusia agar bergaya hidup sederhana: seperti menggunakan kain ihram, melarang membunuh makhluk hidup, mematahkan ranting, dan kegiatan negatif yang lain pada umumnya menganjurkan pada kebaikan dan perawatan terhadap kemanusiaan sekaligus alam, dimana refleksi sepenuhnya kembali ke alam terjadi ketika di Arafah. “Sesungguhnya haji itu adalah Arafah”
Dalam konteks perubahan iklim, greening the hajj, bagi indonesia adalah upaya mengurangi atau emisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Konferensi ini dihadiri oleh ramai peserta dari manca negara terutama dari negara islam, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Banglades, India, Turki dan beberapa negara Eropa.
YBHG Sahibul Samahah Datuk Wan Jahidi bin Wan Teh, Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia menekankan tentang pentingnya haji hijau, atau green hajj ini dengan mengutif sabda Rasulullah saw bahwa Rasulllah meyukai warna hijau. Beliau juga mengutif hadist populer, tentang upaya menghijaukan bumi:
“Andaikan kiamat kiamat besok, dan ada benih yang ingin ditanam, maka tanamlam. Beliau juga mengutip hadist yang sangat penting tentang tidak upaya supaya tidak mencemari sumber air termasuk sungai, "Hindari puncak laknat, membuang sumber air. Mencemari air adalah puncak laknat"
Dari Indonesia memberikan sambutan adalah Prof Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama RI. Yang menekankan tentang perubahan iklim dan peran indonesia dalam upaya mitigasi dengan 26-41 persen, sesuai komitmen. Menekankan pula bahwa upaya greening the hajj merupakan langkah untuk menuju pada Islam yang Rahmatan lil Alamin, turut serta merawat bumi dan isinya.
Nasaruddin membeberakan upaya efisiensi dalam haji, dengan hanya membatasi satu kali perjalanan saja bagi setiap umat Islam di Indonesia dan memotong jumlah kunjungan dari 41 hari menjadi hanya 39 hari, demi efisiensi.Upaya ini juga, menurutnya akan mengurangi banyaknya penggunaan energi sesuai dengan rencana pemerintah, ”Usaha menurunkan penggunaan bahan bakar berbasis fosil dengan mengurangi penggunaan transportasi selama haji, adalah satu alasan, selain itu juga pemerintah mendorong pada pemanfaatan energi terbarukan”
Memberikan penjelasan tentang greening the hajj Indonesia di Malaysia kepada Prof Nasaruddin Umar |
Adapun saya, memberikan presentasi tentang perkembangan kampanye haji ramah lingkungan yang baru dimulai di Indones, dalam topik “The development and dissemination of the massage greening the hajj” dengan judul presentasi Greening the Hajj for Indonesia.
Moderatornya adalah Y Bhg Dat Nik Mustapa bin Nik Hasan dan presentasi bersama saya ada Pir Muhammad Amin ul Hasan, Menteri Agama Pakistan, Dr Husna Ahmad, Dr. Husnat Jahan, lalu disusul Syaykh Qaribullahi Nasir Kabara, Leader Qadariyyah Sufi Movement in Africa.
Semua presenter pada umumnya menggarisbawahi aksi nyata dalam perubahan perilaku haji yang lebih hijau dan ramah lingkungan, tidak hanya selama menunaikan ibadah haji tetapi juga setelah menuaikan haji sehingga ibadahnya menjadi mabrur dan hijau, ramah terhadap lingkungan.
Presentasi dari Indonesia membawa warna tersendiri dan banyak penyajian merupakan bentuk bentuk langkah praktis yang patut ditiru negera lain, "Indonesia dalam hal ini perlu ditiru dalam langkah-langkah praktisnya mengimplementasikan upaya haji hijau. tampak kegiatan Indonesia dalam greening hajj, lebih maju dari negara lain," turur Dr Husna Ahmad, CEO Global One.
Konfensi ini juga meluncurkan buku Penuntun Haji Hijau, dalam bahasa Malaysia. Adapun rombongan dari Idonesia adalah yang lain selain Wakil Menteri Agama, ada juga hadir, Prof Ernawati Sinaga, Purek IV Universitas Nasional, Dr Hayu Prabowo, Ketua Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dan Ustadz H Abdussyukur Yusuf, dari Majelis Zikir Azzikra, Bogor yang mempresentasikan tentang upaya travel haji hijau dll.
Link Terkait:
Haji pun Harus Ramah Lingkungan