Organisasi pembela satwa, makhluk Allah swt, mengingatkan umat Islam supaya peduli terhadap satwa yang kita hari bertambah menderita bahkan punah. Ornanisasi ini memulai dengan mengajak Pesantren dan Ulama Pesantren untuk menelaah bersama kitab klasik Islam secara komprehensip. Hasilnya: "Ada banyak kisah nabi dan surat di Al-Quran yang menyimpulkan bahwa Islam juga mengajarkan kasih sayang terhadap satwa." menurut Pro Fauna dalam situsnya.PROFAUNA
Kepedulian Islam terhadap satwa itu juga menjadi sebuah kesimpulan dari workshop lebih dari 35 pesantren pada tanggal 22-23 Mei 2010 yang diadakan oleh ProFauna Indonesia bekerja sama dengan pesantren Al-Hikam Malang dengan dukungan dari Animalia Foundation dan CIWF.
Pendekatan ini merupakan upaya yang baik dan mudah-mudahan mendapat kepedulian dan dapat ditularkan kepada seluruh ummat Islam. Etika Islam dalam perawatan dan pemeliharaan satwa juga termaktub disini. Izzuddin Abdussalam, dalam Qawaid al Ahkam fi Masalih al Anam, menekankan, apabila seseorang memelihara binatang atau satwa, maka yang bertanggunjawab adalah manusia, sebagai 'walinya'.
Ibarat anak manusia, tidak sah dinikahkan kalau tidak ada 'wali', minimal ada wali ul amri (pejabat negara bertanggungjawab). Maka menurut Izzuddin, apabila merawat binatang kewajiban manusia antara lain:
1. merawat dan menyediakan makannya.
2. memasangkannya pada saat musim kawin, sehingga dengan demikian dia bisa meneruskan keturunan dan haknya sebagai spesies.
3. tidak membebani melebihi kemampuan hewan atau binatang tersebut
4. kalau disembelih hendaknya jangan didepan anak atau induknya
5. tidak boleh menempatkan pada suatu tempat yang dapat menyiksa sehingga mengakibatkan binatang itu patah tulang atau cedera. dst..
Lanjutan dapat dibaca di Buku: KONSERVASI ALAM DALAM ISLAM
Saya berkeyakinan, kalau perintah ini dijalankan, maka kelangkaan terhadap satwa dapat diatasi. Satwa wajib mendapatkan haknya dan mendapatkan pasangannya sehingga terhindar dari extiction dan masuk buku merah IUCN REDD LIST .