REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Upaya mitigasi atau pengurangan atas dampak perubahan iklim harus melibatkan semua sektor sebagai suatu gerakan yang kompak agar hasil yang dicapai dapat terwujud.
Kalangan umat beragama pun dapat berkontribusi untuk menyumbangkan langkah nyata untuk bersama-sama berjuang memperlambat laju pemanasan global dan perubahan iklim, salah satu caranya dengan menjadikan haji ramah lingkungan.
"Dengan menjadikan haji ramah lingkungan, jamaah haji Indonesia dapat menjadi model yang mengharumkan bangsa," papar Wakil Rektor Universitas Nasional Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Dr Ernawati Sinaga.
Bekerjasama dengan Green Teacher Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional menggelar seminar sehari dan bedah buku Panduan Haji Ramah Lingkungan.
Dalam seminar tersebut, dikupas berbagai informasi bagaimana jamaah haji dapat berperan dalam upaya mitigasi dengan memberikan buku panduan singkat tentang ajaran Islam mengenai konservasi lingkungan hidup bagi umat Islam yang akan melaksanakan haji ataupun umrah.
Ernawati mengharapkan, buku Haji Ramah Lingkungan yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh LPPM Unas bekerjasama dengan Alliance of Religion and Conservation (ARC),dan UK Faith Regent menjadi pedoman para jamaah haji baik sebelum, saat berasa di Tanah Suci maupun setelah kemballi ke Tanah Air.
Prof Ernawati bersyukur, kegiatan yang dilaksanakan di Aula Bir Ali Asrama Haji Pangkalan Mashur Medan awal September lalu melibatkan jamaah haji, penyelenggara haji dan umrah, petugas haji, pemuka agama, pengelola pondok pesantren serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana menjadi haji ramah lingkungan, juga menjadi sebuah praktik yang dapat menginspirasi jamaah lainnya dengan cara memperlihatkan aksi positif terhadap memelihara lingkungan hidup dimanapun berada.
Tak hanya di Medan, sosialisasi Haji Ramah Lingkungan juga dilakukan di Binjai, Bandung, Banjarmasin hingga Pondok Gede Jakarta dengan jumlah peserta mencapai 5500 orang.
Ketua Green Teacher Indonesia (GTI) Dr Azizah Hanim Nasution mengatakan, langkah ini merupakan sebuah awal yang baik untuk jamaah calon haji khususnya di Binjai dan Sumatera Utara yang harus didukung pada tahun berikutnya serta butuh keterlibatan seluruh BPIH.
"Haji yang ramah lingkungan harus menjadi row model dari Sumatera Utara. Jamaah haji yang akan datang akan menjadi haji yang ramah lingkungan, haji yang dapat meningkatkan iman dan ihsan serta menjadi haji mabrur dengan cara membuat kebaikan sebanyak-banyaknya," imbuh Azizah.
Redaktur : Damanhuri Zuhri