Oleh Heri Ruslan
Masjid ternyata bisa menjadi pusat gerakan penyelamatan lingkungan hidup. Remaja Masjid Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, telah memulainya. Bersama anggota karang taruna, aktivis masjid di wilayah itu menggulirkan sebuah gerakan bertajuk "Green Masjid"
Gerakan "Green Masjid" yang dilakukan untuk memperingati hari lingkungan hidup itu diisi dengan aksi pembersihan sampah. Para aktivis masjid juga menanam bibit dalu-dalu [Salix tetrasperma roxb) di sepanjang pantai Danau Singkarak yang berada dalam wilayah Nagari Malalo. Tanaman dalu-dalu merupakan tumbuhan langka yang dapat membantu pemi-jahan ikan bilib [Mystacoleuseus padangensis). Bilih adalah ikan khas Danau Singkarak yang sangat masyhur. Dulu, ikan itu menjadi lauk favorit para penyuka hidangan khas Minang. Sayangnya, ikan kecil ini sudah sangat langka. Amat sulit menemukannya di tepian Danau Singkarak.
Pencemaran di danau dan hilangnya habitat pemijahan mereka berupa akar pohon dalu-dalu, menjadi penyebab utama punahnya ikan bilih. Akar dalu-dalu yang berserabut halus adalah habitat ikan bilih yang endemis Danau
Singkarak. Pada serabut akar pohon dalu-dalu itulah ikan tersebut menyimpan telur-telur mereka.
"Penanaman pohon dalu-dalu dapat menyelamatkan ikan bilih dari kepunahan. Oleh karena itu, kami mendukung program "Green Masjid" yang juga membantu upaya konservasi alam dan menyelamatkan lingkungan," tutur Yoan Dinata, project manager Darwin Initiative, yang membantu penyelenggaraan kegiatan itu.
Sekitar 50 aktivis masjid dan anggota karang taruna terlibat dalam kegiatan penanaman itu. Sekitar 750 batang bibit dalu-dalu ditanam di pinggir Danau Singkarak sepanjang 1.500 meter. Kegiatan tersebut dilakukan sehari penuh yang berlangsung pada Senin (20/6) lalu.
Program "Green Masjid" itu digelar di tiga jorong (dusun) dalam kenagarian tersebut, yaitu Jorong Baiang, Jorong Guguak, dan Jorong Duo Koto. Kegiatan penyelamatan berbasis masjid itu dihadiri Wakil Bupati Tanah Datar, H Hendri Amis.
"Program Green Masjid didukung dalam memberikan kegiatan dan penyadaran bagi generasi muda masjid dan nagari, agar mulai berpikir serta mampu menjadi pelopor yang prol-ingkungan," ungkap Indra Sakti, religion and education coordinatorDarwin Initiative Sumatra Barat. Pihaknya berharap kegiatan itu bisa dilakukan aktivis masjid lainnya di seluruh Indonesia.
Menurut Indra, agama Islam mengajarkan bahwa manusia sebagai khalifah di muka bumi memikul tanggung jawab untuk memakmurkan bumi serta memeliharanya dari kerusakan. Ia menambahkan, pendekatan untuk melibatkan masyarakat secara langsung melalui motivasi ajaran agama sangat jarang dan bahkan terlupakan.
"Padahal, agama memberikan nilai-nilai positif atas pelestarian alam," tuturnya. Ia mengingatkan bahwa manusia mengemban amanah untuk merawat bumi sebagai tugas kekhalifahan. Selain kegiatan penanaman pohon endemis, program aksi konservasi lingkungan yang didorong oleh semangat agama Islam juga memberikan fasilitas pelatihan untuk tokoh masyarakat nagari, dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat adat.
"Adat merupakan warisan berharga dan dapat menjadi tumpuan terakhir pelestarian alam di nagari-nagah yang ada di Minangkabau," kata Fachruddin Mangunjaya, conservation and religion initiative dari Conservation International (CI) Indonesia.
Sumber KORAN REPUBLIKA 24 Juli 2011