Jakarta (UNAS) - Pelestarian alam dan lingkungan di wilayah Indonesia, kini masih terus menjadi perhatian para peneliti, baik peneliti Indonesia maupun peneliti asing dari berbagai negara. Kali ini tim peneliti yang terdiri dari Fauna dan Flora International (FFI), Conservation International (CI) dan Durrel Institute of Conservation and Ecology (DICE), University of Kent dan Islamic Foundation for Ecology and Environmental Science (IFEES) melakukan penelitian dan uji coba terkait tingkat kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan melalui pemahaman agama di Sumatera Barat.
Melalui hasi uji tersebut terlihat bahwa pemahaman tentang keagamaan dan juga lingkungan masyarakat di Sumatera Barat lebih meningkat, dengan cara memberikan dakwah lingkungan tentang hal yang terkait pada agama dan upaya-upaya muslim dalam melestarikan lingkungannya. "Pada dasarnya masyarakat mempunyai pemahaman yang cukup memadai tentang konservasi, namun akan lebih kuat dan meyakinkan apabila pengetahuan mereka terhubung dengan keyakinan agama." ujar Dosen Fakultas Biologi UNAS yang menjadi salah satu peneliti dalam publikasi internasional tersebut, Dr. Fachruddin Mangunjaya, Minggu (24/11).
Lebih lanjut, Fachruddin mengungkapkan bahwa hasil penelitian yang berhasil diterbitkan di Jurnal Oryx di Inggris pada pertengahan November ini menunjukkan bahwa perhatian yang lebih besar harus diberikan untuk meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara Islam dan konservasi, bukan pada prinsip-prinsip konservasi saja. Dalam survey tersebut, peneliti mengembangkan khotbah bertema konservasi air yang disampaikan oleh pemimpin agama di 10 masjid dan sembilan Pesantren Ramadhan selama bulan suci Ramadhan tahun 2011.
Tidak hanya itu, penelitian yang berjudul "Practise what you preach: a faith-based approach to conservation in Indonesia" ini juga memberikan indikasi akan pentingnya melibatkan kaum perempuan agar dapat berpartisipasi dalam proyek berbasis agama. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar perempuan dapat dilibatkan untuk berkontribusi kegiatan konservasi. "Responden perempuan menunjukkan pemahaman yang lebih tinggi tentang ajaran Islam tentang jasa lingkungan dan layanan yang diberikan oleh hutan dan sungai yang bersih. Selain itu, proyek-proyek masa depan harus berusaha untuk melibatkan kelompok stakeholder yang terpinggirkan ini, serta memberikan cara-cara praktis untuk pria dan wanita untuk mengubah kata-kata menjadi tindakan," jelas Fachruddin.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa ajaran berbasis agama terhadap lingkungan telah diidentifikasi sebagai bentuk berpotensi efektif dalam menjangkau aksi konservasi, namun sebagian besar masih belum teruji. Indonesia memiliki 10 % hutan hujan tropis dunia dan merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar. Oleh sebab itu pendekatan berbasis agama untuk konservasi dapat membawa manfaat yang signifikan.
Links
Practise what you preach: a faith-based approach to conservation in Indonesia
Jeanne E. McKay,Fachruddin M. Mangunjaya,Yoan Dinata,Stuart R. Harrop and Fazlun Khalid
Oryx, http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?aid=9067642
Oryx, http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?aid=9067642